k bahan ny... tggl u
plih2 j...
1. Sterilisasi
Mekanik/Filtrasi
Sterilisai secara mekanik (filtrasi) dikerjakan dalam suhu ruang menggunakan
suatu saringan
yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba
tertahan pada
saringan tersebut.
sterilisasi ini ditujukan untuk bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim
dan antibiotik.
Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat
pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah
dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah
melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah
mikroba) (Suriawiria, 2005).
No. Metode Kelebihan Kekurangan
1 Sterilisasi dengan filtrasi Dapat digunakan untuk media berwujud cair
3 Sterilisasi panas kering Tidak ada uap air yang menetes pada alat dan bahan
yang disterilkan Memerlukan temperatur yang tinggi dan waktu yang lama.
Belum tentu dapat membunuh semua bakteri
4 Sterilisasi radiasi Dengan panjang gelombang yang pendek, mempunyai daya
antimikrobal yang kuat. Sinar UV dapat menyebabkan kerusakan hati, kanker, dan
lain-lain
Sterilisasi Secara Mekanik
Filter Bakteri
Validation of Pharmaceutical Processes : 151
Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi
ini menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak menghancurkan
mikroorganisme tersebut. Penghilangan mikroorganisme secara fisik melalui
penyaring dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak membiarkan mikroorganisme
untuk dapat melaluinya.
Cara sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau bahan
yang tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara
sterilisasi lain. Teknologi tinggi membran filtrasi meningkatkan penggunaan
sterilisasi filtrasi, khusunya jika digunakan berpasangan dengan sistem proses
aseptik.
Keefektifan sterilisasi filtrasi dapat merupakan fungsi magnitude dari beban
mikroorganisme, selama tersumbat pada penyaring dapt terjadi pada konsentrasi
yang tinggi dari mikroorganisme. Tekanan, laju aliran, dan karakteristik dari
peenyaring adalah parameter yang harus dikontrol untuk mencapai sterilisasi
pada produk yang dapat diprediksi dan reproduksibel. Ukuran nominal pori
penyaring 0,2 μm atau kurang dan penyaring dibuat dari berbagai jenis bahan
seperti selulosa asetat, selulosa nitrat, florokarbonat, polimer akrilik,
polikarbonat, poliester, polivinil klorida, vinil, nilon, politef, dan berbagai
tipe bahan lain termasuk memban logam.
The Art of Compounding : 404
Larutan dapat dibebaskan dari organisme vegetatif dan spora bakteri dengan
melalui filter bakteri, filter bakteri tidak membebaskan larutan dari virus.
Bagaimanapun alat ini tidak mengurangi jumlah dan adanya virus, secara prinsip
oleh adsorbsi pada dinding filter dan penghilangan partikel besar dari bahan
yang mengandung virus.
Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untuk larutan farmasetik atau bahan
biologi yang tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda dengan metode filtrasi lain,
filter bakteri ditujukan untuk filtrasi bebas bakteri. Metode sterilisasi ini
membutuhkan penggunaan teknik aseptik yang benar. Sediaan obat yang disterilkan
dengan metode ini dibutuhkan yang mengandung bahan, bakteristatik, kecuali
dinyatakan lain. Larutan yang ditujukan untuk injeksi intratekal atau merupakan
larutan dosis tunggal intravena dengan volume lebih dari 15 ml, tidak boleh
ditambahkan bahan bakterisida. Paraffin cair dan minyak lain, tidak disterilkan
dengan metode ini karena dapat meningkatkan permeabilitas dari filter bakteri.
Untuk membuat larutan bebas dari bakteri dan steril, filter dengan berbagai
tipe digunakan. Tipe ini termasuk filter yang terbuat dari silikon murni
(diatomaccus atau klesegurh), porcelin, asbes dan gelas fritled. Karena
alat-alat ini mudah dibersihkan filter seitz yang menggunakan lapisan asbes dan
filter-glass mungkin lebih berguna untuk farmasis.
Filter dengan pori yang lebih kecil menghilangkan bakteri tetapi beberapa
filtrasi sangat lambat untuk tujuan praktis. Dengan meningkatnya kekentalan
dari lilin filter sangat menghasilkan filtrasi yang efektif, tetapi
kekurangannya adalah banyak dari bahan aktif larutan dihilangkan oleh adsorbsi
pada lilin. Bagaimanapun, dengan mengatur ukuran pori dan kekentalan dari filter
sampai optimum. Filter dapat menjadi sangat efisien dan sangat cepat. Faktor
lain dari filter bakteri yaitu keseimbangan permukaan antara bahan dari filter
dengan bakteri dari larutan, tekanan yang digunakan, waktu filtrasi, muatan
listrik dan filter, pH dari bahan yang disaring dan absorpsi dari protein dan
bahan lain.
Filter seitz
Bagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit pada dasar wadah
besi. Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan filter dapat dibuang
setelah digunakan dan untuk masalah ini pembersihannya berkurang. Efisiensi
dari filter ini tergantung pada pengembangan serat dan lapisan filter oleh air.
Karena larutan alkohol pekat tidak mengembang, filter ini tidak digunakan untuk
mensterilkan larutan yang mengandung alcohol dengan jumlah besar. Filter ini
mampu dengan kapasitas volume dari 30 ml hingga lebih 100 ml.
Kerugian pertama dari filter ini cenderung memberikan komponen magnesium pada
filtrat. Bahan alkalin ini dapat menyebabkan pengendapan dari alkaloid bebas
dari garamnya dan dapat menginaktifkan bahwa yang sensitiv seperti insulin,
ekstrak pituitary, epinefrin, dan apomorphin. Hal ini dapat diatasi dengan
perawatan pertama dengan filter dengan dibasahkan dengan HCl dan kemudian
dibilas dengan air.
Kerugian kedua dari seitz adalah permukaan serat dari lapisan filtrat, membuat
larutan tidak cocok untuk injeksi. Ini dapat diatasi dengan menempatkan ayakan
dari nilon atau sutra, di bawah lapisan filter sebelum menempatkan lapisan di
dalam filter atau sebuah fritted glass dapat ditempelkan pada saluran. Kedua
untuk menghilangkan serat. Filter seitz juga cenderung menghilangkan substrat
dari filtrate dengan absorpsi.
Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus yaitu
terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan untuk
digunakan filter swinny di bungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang
dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan dimasukkan ke potongan asbes
dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
Filter Fritted-Glass
Filter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam serbuk,
tombol bulat dari gelas digabungkan bersama dengan penggunaan panas untuk
menempatkan ukuran dari bentuk potongan. Permeabilitas dari filter berbanding
lurus dengan berkembangnya ukuran. Setelah potongan dibentuk, potongan disegel
dengan pemanasan didalam gelas pirex seperti corong Buchner.
Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalsium sulfat. Berkefeld
disusun juga dari tanah silika murni. Masing-masing filter bermuatan negatif.
Tersedia dalam beberapa prioritas berdasarkan permeabilitasnya ke dalam air
dalam Bekerfeld atau Mandler.
Filter Selas
Filter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua larutan yang tidak
menyerang silika. Karena masing-masing partikel meliputi filter semata-mata
bersama selama proses manufaktur, ada bahaya kecil partikel-partikel dari
filter jauh dalam larutan.
Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Ada pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak berkaca
dengan pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.
3. Metode mekanik
Filtrasi
Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini
menggunakan filter bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba
hanya akan tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya.
Dibutuhkan penguasaan teknik aseptik yang baik dalam melakukan metode ini.
Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen. Filtrat bebas dari bakteri tetapi
tidak bebas dari virus.
i. Penyaringan (Filtrasi)
Sterilisasi secara mekanik dilakukan dengan cara menyaring bahan yang akan
diterilkan. Cara ini digunakan bagi bahan-bahan cair yang tidak tahan panas,
misalnya serum darah, vaksin, toksin atau medium yang mengandung zat tidak
tahan terhadap pemanasan. Disamping itu cara ini digunakan pula bagi
bahan-bahan yang mengandung zat-zat yang tidak stabil, misalnya larutan garam
fisiologis, natrium bikarbonat dan lain-lain.
Bahan-bahan cair yang sangat peka terhadap pemanasan (serum, darah, toksin,
dll.) atau yang tidak tahan pemanasan tinggi (medium yang mengandung senyawa
gula) tidak dapat disterilkan dengan pemanasan, maka dipakai alat Filter
bakteri (Penyaring bakteri).
2. sterilisasi secara fisik
a. pamanasan
• Dengan api langsung
Pemijaran (dengan api langsung) : membakar alat pada api secara langsung,
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L.
- Pemijaran langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari porselen, tidak
cocok untuk alat yang berlekuk karena pemanasannya tidak rata. Suhu yang
digunakan 500-600oC dalam waktu beberapa detik, untuk alat logam sampai
berpijar.
c. Pemijaran langsung
The Art of Compounding : 404
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas,
filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu
ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur
dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi
dengan metode ini. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam
keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher
ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api
dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel.
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas,
filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu
ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur
dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi
dengan metode ini[19]
• Panas kering
a. Udara Panas Oven
Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap
destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyak
lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril
seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain. Sebagai tambahan
sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat
gelas dan banyak alat-alat bedah[13].
Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk kering dan bahan
yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf. Salah satu elemen penting
dalam sterilisasi dengan menggunakan uap autoklaf. Atau dengan adanya lembab
dan penembusannya ke dalam bahan yang telah disterilkan[14].
Sebagai contoh, organisme pembentuk spora dalam medium anhidrat tidak dibunuh
oleh suhu sampai 121oC (suhu yang biasanya digunakan dalam autoklaf bahkan
setelah pemanasan sampai 45 menit). Untuk alasan ini, autoklaf merupakan metode
yang tidak cocok untuk mensterilkan minyak, produk yang dibuat dengan basis
minyak, atau bahan-bahan lain yang mempunyai sedikit lembab atau tidak sama
sekali[15].
Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini
berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri
yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi
dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah
tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121°C selama
12 menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada
suhu 150°C sampai 170°C selama 1-4 jam[16].
Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara panas dikontrol
dan mungkin gas atau elektrik gas[17].
b. Minyak dan penangas lain
Bahan kimia dapat disterilisasi dengan mencelupkannya dalam penangas yang
berisi minyak mineral pada suhu 1620C. larutan jenuh panas dari natrium atau
ammonia klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi. Ini merupakan
metode yang mensterilisasi alat-alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai
lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan untuk memelihara cat penutup[18].
a. Udara Panas Oven
The Art of Compounding : 404
Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap
destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyak
lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril
seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain. Sebagai tambahan
sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat
gelas dan banyak alat-alat bedah.
Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk kering dan bahan
yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf. Salah satu elemen penting
dalam sterilisasi dengan menggunakan uap autoklaf. Atau dengan adanya lembab
dan penembusannya ke dalam bahan yang telah disterilkan. Sebagai contoh, organisme
pembentuk spora dalam medium anhidrat tidak dibunuh oleh suhu sampai 121o C
(suhu yang biasanya digunakan dalam autoklaf bahkan setelah pemanasan sampai 45
menit). Untik alasan ini, autoklaf merupakan metode yang tidak cocok untuk
mensterilkan minyak, produk yang dibuat dengan basis minyak, atau bahan-bahan
lain yang mempunyai sedikit lembab atau tidak sama sekali.
Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini
berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri
yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi
dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah
tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121°C selama
12 menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada
suhu 150°C sampai 170°C selama 1-4 jam.
Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi panas kering 160°C paling cepat 1
jam, tapi lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara khusus untuk sterilisasi
minyak lemak atau cairan anhidrat lainnya. Bagaimanapun juga range 150-170°C
digunakan untuk streilisasi panas kering dan lain-lain, sebagai contoh :
bahan-bahan gelas, dapat disterilkan pada suhu 170oC. dimana beberapa serbuk
seperti sulfonilamid harus disterilkan pada suhu rendah dan waktu yang lebih
lama.
Validation of Pharmaceutical Processes : 151
Secara umum, panas kering digunakan untuk sterilisasi bahan – bahan melalui
proses pengabuan dari mikroorganisme. Proses ini merupakan kelanjutan atau
sekumpulan proses yang dilakukan dalam sebuah oven dengan temperatur
sekelilingnya 170°C untuk sterilisasi atau 250°C untuk depirogenisasi. Panas
kering digunakan untuk sterilisasi/depirogenisasi alat-alat gelas yang akan
digunakan untuk proses produksi secara aseptik. Suhu yang digunakan ini,
terlalu tinggi untuk wadah-wadah plastik. Sama seperti sterilisasi uap air,
prosesnya dapat diprediksi dan hasilnya dapat dikontrol. Sterilisasi panas
kering biasa digunakan untuk depirogenisasi alat-alat gelas dan bahan-bahan
lain yang memiliki kemampuan bertahan pada suhu yang digunakan. Secara umum,
validasi untuk alur depirogenisasi untuk proses panas kering selalu termasuk
proses sterilisasinya.
Parenteral Technology Manual : 123
Panas kering pada temperatur lebih 160oC efektif menghancurkan mikroorganisme
hidup dengan sebuah proses kehilangan kelembaban secara inversible. Proses ini
berjalan relatif lambat, mengisyaratkan sedikitnya 1 jam pada suhu 160oC tetapi
lebih cepat pada temperatur yang tinggi. Panas kering ini sering merugikan
beberapa produk.
Penerapan panas dengan keberadaan lembab lebih fektif untuk pembunuhan
mikroorganisme diisyaratkan 15 menit pada suhu 121oC.
Remington’s Pharmaceutical Sciences 18th : 1471
Beberapa bahan yang tidak dapat disterilkan dengan uap, paling baik disterilkan
dengan panas kering,. Misalnya petrolatum jelly, minyak mineral, lilin, wax,
serbuk talk. Karena panas kering kurang efisien dibanding panas lembab,
pemaparan lama dan temperatur tinggi dibutuhkan. Range luas waktu inaktivasi
dalam temperatur bervariasi telah diterapkan berdasarkan tipe indikator steril
yang digunakan, kondisi kelembaban dan faktor lain. Jumlah air dalam sel
mikroba diketahui mempengaruhi resistensinya terhadap destruksi panas kering.
Umumnya, ini diterima bahwa sel mikroba dalam daerah yang betul-betul kering
menunjukkan resistensi terhadap inaktivasi panas kering. Ini jelas bahwa
perhatian harus diberi untuk mendisain siklus sterilisasi panas kering untuk
produk-produk rumah sakit dan validasi sistematis sterilisasi dengan metode
sterilisasi standar.
Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara panas dikontrol
dan mungkin gas atau elektrik gas.
Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakan pada oven :
• 170°C (340 F) sampai 1 jam
• 160°C (320 F) sampai 2 jam
• 150°C (300 F) sampai 2,5 jam
• 140°C (285 F) sampai 3 jam
b. Minyak dan penangas lain
The Art of Compounding : 404
Bahan kimia yang stabil dalam ampul bersegel dapat disterilisasi dengan
mencelupkannya, dalam penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 1620C.
larutan jenuh panas dari natrium atau ammonia klorida dapat juga digunakan
sebagai pensterilisasi. Ini merupakan metode yang mensterilisasi alat-alat
bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai lubrikan, untuk menjaga alat tetap
tajam, dan untuk memelihara cat penutup.
• .uap air panas
Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir atau air
mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir dilakukan
dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur[21].
The Art of Compounding : 412
Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir atau air
mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir dilakukan
dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur. Metode
ini jarang memuaskan untuk larutan yang mengandung bahan-bahan karena spora
sering gagal tumbuh dibawah kondisi ini, bentuk vegetatif dari kebanyakan
bakteri yang tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi,
tetapi tidak ada bentuk non spora yang bertahan.
Dalam prakteknya, 2 metode uap mengalir digunakan, suatu perpanjangan pemaparan
uap selama 20-60 menit akan membunuh semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak
akan menghancurkan spora. Untuk meyakinkan penghancuran spora, sterilisasi
berjeda yang juga disebut sterilisasi tidak berlanjut. Penjedahan dan bertahap
adalah tindalisasi digunakan. Dengan metode ini bahkan dipaparkan pada uap
mengalir pada periode waktu bervariasi dari 20-60 menit setiap hari selama 3
menit. Antara pemaparan bahan terhadap uap yang disimpan pada suhu kamar atau
pada inkubator pada 37oC. prinsip dari metode ini adalah pada saat waktu
pertama kali pemaparan pada uap membunuh bakteri vegetatif tapi tidak sporanya.
Tapi pada saat bahan disimpan pada inkubator atau pada suhu ruangan selam 24
jam, banyak spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif bentuk spora yang telah
tumbuh ini akan dimatikan pada pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses
ini tergantung pada spora yang berkembang ke bentuk vegetatif selama masa
istirahat.
C. Air mendidih
The Art of Compounding : 413
Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam sterilisasi
jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-bahan ini harus
benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan harus mendidih paling kurang 20
menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan air dengan pinset yang
telah disterilisasi menggunakan pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi
pensterilan dari air, 5 % fenol, 1-2% Na-carbonat atau 2-3% larutan kresol
tersaponifikasi yang menghambat kondisi bahan-bahan logam.
: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi
• , uap air panas bertekanan
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk
diinjeksikan ke dalam tubuh, alat berskala, bahan karet. Waktu yang dibutuhkan
untuk sterilisasi larutan suhu 121oC adalah 12 menit. Uap jenuh pada suhu 121oC
mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau
2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.
Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan, alat ini disebut autoklaf
(autoclave) untuk steriliasasi ini alat dilengkapi dengan katup pengaman. Alat
diisi dengan air kemudian bahan dimasukkan. Panaskan sampai mendidih dan dari
katup pengaman kelaur uap air dengan lancara lalu ditutup. Suhu akan naik
sampai 1210C dan biarkan selama 15 menit (untuk industri pengalengan ada
perhitungan tersendiri), lalu biarkan dingin sampai tekanan normal dan klep
pengaman dibuka, cara ini akan mematikan spora dengan cara penetrasi panas ke
dalam sel atau spora sehingga lebih cepat. Cara mana yang dipilih tergantung
bahan, biaya dan ketersediaan alat, untuk bahan yang tidak tahan panas, maka
cara diatas tidak dapat dipakai (Machmud, 2008).
4.1.2 Cara Kerja Sterilisasi dengan Menggunakan Autoklaf
Pada praktikum mikrobiologi dasar tentang mikrobiologi dasar tentang pengenalan
alat dan sterilisasi.Langkah awal yang dilakukan dalam sterilisasi dengan
menggunakan autoklaf, maka disiapkan dahulu autoklafnya.Autoklaf diisi air
sampai elemen pemanas terendam semua.Setelah alat dikemas lalu disterilisasi
dengan autoklaf (sterilisasi basah).
Setelah itu, cawan petri dan pipet serologis dimasukkan ke dalam autoklaf yang
telah diisi air sampai elemen panas.Kemudian ditutup secara diagonal yang
proses menutupnya sempurna.Lalu dinyalakan kompor sampai suhu naik 121C dan
tekanan 1 atm selama 15-20 menit.Setelah 15-20 menit maka autoklaf dimatikan
dan dibuka tutup klep uapnya untuk mengeluarkan uap ditunggu tekanan hingga 0
atm agar jika dibuka tutupnya tidak terjadi perbedaan tekanan yang ekstrim
antara tekanan udara dan di dalam autoklaf yang dapat merusak peralatan dan
bisa membahayakan.Setelah itu tutupnya (koran) dibuka dan dikeluarkan alat yang
sudah disterilkan, kemudian didinginkan dan dimasukkan incase.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
• Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya
untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan
disinari lampu UV
2. Dengan cara uap air panas bertekanan ( autoklaf )
Siapkan alat yang akan di sterelisasi
↓
Bungkus alat-alat dengan kertas paying atau alumunium foil
↓
Cawan petri, pinset, dan pipet dibungkus dengan kertas payung untuk pipet karetnya
dilepas terlebih dahulu
↓
Beker glass dan gelas ukur : mulut / lubangnya di bungkus dengan kertas
alumunium foil
↓
Tabung reaksidan labu Erlenmeyer : tutup mulut botol dengan kapas yang telah
dibungkus dengan kain kasa terlebih dahulu kemudian bungkus dengan kertas
alumunium foil
↓
Masukkan air pada aotoklaf sesuai dengan batas yang ada
↓
Masukkan alat-alat yang akan disterelisasi
↓
Tutup autoklaf dengan benar dan kuat
↓
Masukkan kabel autoklaf ke stop kontak
↓
Tunggu hingga suhu autoklaf mencapai 120-1210C atau sekitar 10-30 menit
d. Pemanasan dengan Tekanan
Alat yang digunakan otoklaf (Autoclave) :
• Terdiri dari suatu bejana tahan tekanan tinggi yang dilengkapi dengan
manometer, termometer dan klep bahaya.
• Merupakan alat sterilisasi yang paling baik.
• Bahan / alat yang disterilkan :
Bahan / alat yang tidak rusak karena pemanasan dengan tekanan tinggi,
Misalnya : media utk pertumbuhan mikroba, Aquadest dsb.
• Metode ini dapat membunuh spora yang paling tahan panas.
• Dilakukan pada suhu 121 oC selama 15-30 menit dengan tekanan ± 2 atm
B. penyinaran uv
Sinar ultraviolet
Teori dan Praktek Farmasi Industri : 1272
Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di
udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh
mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan
secara eksklusif pada 253,7 nm . Sinar UV menembus udara bersih dan air murni
dengan baik, tetapi suatu penambahan garam atau bahan tersuspensi dalam air atau
udara menyebabakan penurunan derajat penetrasi dengan cepat. Untuk kebanyakan
pemakaian lama penetrasi dihindarkan dan setiap tindakan membunuh
mikroorganisme dibatasi pada permukaan yang dipaparkan.
Aksi letal
Teori dan Praktek Farmasi Industri : 1272
Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam
atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan
meningginya keadaan tertinggi atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Ketika
eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom utama terjadi dalam molekul-molekul
mikroorganisme atau metabolit utamnya, organisme itu mati atau tidak dapat
berproduksi. Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang diperhatikan
untuk menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang
panjang.
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya
untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV
Sinar ini mempunyai daya bakterisid yang tinggi sehingga biasa digunakan untuk
mensterilkan ruangan. Contoh : Kamar bedah, Ruang pengisian obat dalam ampul
dan flakon di industry farmasi, Ruang penanaman bakteri dalam media
2. Sinar Ultra violet dari lampu uap merkuri
Sering digunakan untuk sterilisasi ruangan inokulasi di laboratorium atau ruang
pengolahan. Radiasi ultra violet menyebabkan kesalahan dalam replikasi DNA dan
mempunyai aktivitas mutagenik pada sel hidup.
Sinar ultra violet mempunyai panjang gelombang 15-390 nm, pada panjang
gelombang 265 nm, sinar ini berefek bakterisidal kuat.
3. sterilisasi kimia
• Dengan larutan desinfektan
Desinfektan dan Antiseptik
Adalah bahan kimia menimbulkan pengaruh yang lebih selektif terhadap jasad
renik dibandingkan dengan perlakuan fisik seperti panas dan radiasi.
Dalam memilih desinfektan dan antiseptik perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Sifat Mikrosidal (membunuh jasad renik)
• Bentuk spora lebih tahan daripada bentuk vegetatif.
• Beberapa desinfektan (halogen, merkurikhlorida, formalin dan etilen oksida) → efektif terhadap spora.
• Mycobacteria merupakan bentuk vegetatif yang paling tahan dibandingkan sel
vegetatif bakteri lainnya. Untuk membunuh Mycobacteria digunakan alkohol dan
fenol.
• Virus lebih tahan daripada bentuk vegetatif dan dapat dibunuh dengan Halogen,
oksidan dan formalin.
• Komponen kimia yang bersifat membunuh jasad renik disebut mempunyai sifat
bakterisidal (membunuh bakteri) atau fungisidal (membunuh fungi).
1. b. Sifat Mikrostatik (menghambat pertumbuhan jasad renik)
Beberapa komponen kimia pada konsentrasi rendah tidak dapat membunuh jasad
renik, tetapi hanya menghambat pertumbuhannya, misalnya senyawa tertentu yang
terdapat pada rempah-rempah. Komponen tersebut disebut mempunyai sifat
bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) atau fungistatik (menghambat
pertumbuhan fungi). Komponen kimia yang bersifat membunuh lebih baik daripada
yang bersifat menghambat.
1. c. Kecepatan penghambatan.
Komponen kimia mempunyai kecepatan membunuh/menghambat yang berbeda-beda
terhadap jasad renik yaitu :
1. Cepat
2. Hanya efektif setelah beberapa menit/ jam.
Sel yang sedang tumbuh/ berkembang biak lebih sensitif dan mudah dibunuh
dibandingkan sel dalam keadaan istirahat.
d.Sifat lain :
Pertimbangan untuk pemilihan desinfektan :
• Harga tidak mahal.
• Aktivitas tetap dalam waktu lama.
• Larut dalam air dan stabil dalam larutan.
• Tidak toksik dan tidak mengiritasi kulit.
• Tidak meninggalkan warna.
Beberapa komponen organik dapat menghambat kerja disinfektan, misalnya halogen,
garam merkuri dan detergen kationik dapat menghambat kerja desinfektan.
Sedangkan sabun dan detergen anionik membantu penyerapan.
6.5 KOEFISIEN FENOL SUATU DESINFEKTAN
• §Koefisien fenol suatu desinfektan adalah kemampuan suatu desinfektan dalam
membunuh bakteri dibandingkan fenol.
• §Jika suatu desinfektan mempunyai koefisien fenol 40, berarti daya
membunuhnya 40 kali dibandingkan fenol.
• §Untuk pengujian biasanya digunakan 2 jenis bakteri:
- Bakteri gram negatif : Salmonella typhi.
- Bakteri gram positif : Staphylococcus aureus.
• •Cara pengujian :
Dengan mengencerkan suatu kultur cair bakteri sebanyak 1 : 10 dengan
desinfektan yang akan diuji pada konsentrasi berbeda. Yang disebut titik akhir
adalah konsentrasi terendah yang menghasilkan kultur steril setelah
diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 20 C.
FENOL
Kultur steril : desinfektan A 6 % setara dengan fenol konsentrasi 8 %
Jadi koefisien fenol desinfektan A adalah 1,3
6.6 MACAM- MACAM DESINFEKTAN
Desinfektan dapat dikelompokkan atas delapan grup sebagai berikut :
1. 1. Grup alkohol larut
Contoh : etanol, isopropil, alkohol.
Cara Kerja : Koagulasi protein dan melarutkan membran.
Konsentrasi : 70 – 90 %
Keuntungan : Bakterisidal cepat, tuberkulosidal.
Kelemahan : tidak membunuh spora, menyebabkan korosi metal kecuali jika
ditambahkan komponen pereduksi (2% Na-nitrit), mengeringkan kulit.
1. 2. Grup gas sterilisasi
Contoh : etilen oksida
Cara Kerja : substitusi grup alkil di dalam sel dengan atom hiodrogen yang
labil.
Waktu : 4 – 18 jam.
Keuntungan : tidak berbahaya untuk kebanyakan bahan, mensterilkan bahan,
digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas.
Kelemahan : membutuhkan peralatan khusus.
1. 3. Grup gas disinfektan
Contoh : formaldehida
Cara Kerja : seperti etilen oksida.
Konsentrasi : larutan jenuh atau dalam bentuk gas.
Keuntungan : Bakterisidal cepat, tuber kulosidal.
Kelemahan : membunuh spora, tidak korosif , digunakan untuk bahan yang tidak
panas.
1. 4. Grup halogen
Contoh : khlorin, yodium.
Cara Kerja : oksidasi grup sulfhidril bebas.
Konsentrasi : hipokhlorit – konsentrasi tertinggi HclO (warexin) – larutan 1,5%
yodium tinkur – konsentrasi tertinggi.
Keuntungan : khlorin - tuberkolosidal.
Yodium - pencuci dan desinfektan, tidak meninggalkan warna, meniggalkan residu
anti bakteri, yodium tinkur bersifat tuberkolosidal.
Kelemahan : khlorin – memutihkan bahan, korosi logam, tidak stabil didalam air
sadah, larutan harus segar.
Yodium – yodium tinktur menimbulkan warna dan iritasi kulit, iodofor tidak
stabil, aktivitasnya hilang didalam air sadah, korosif terhadap logam,
menyebabkan pengeringan kulit.
1. 5. Grup fenol
Contoh : kreosol, fenol semi-sintetis,lisol.
Cara Kerja : Koagulasi protein, menyebabkan kebocoran membran sel.
Konsentrasi : kreosol - 2%
Lisol – 1%
Keuntungan : aktivitasnya tidak hilang oleh bahan organik, sabun atau air
sadah, meniggalkan efek residu jika mengering.
Kelemahan : kreosol harus digunakan di dalam air lunak.
1. 6. Grup detergen kationik (amonium quaternar)
Cara Kerja : pengerutan membran sel dan merusak permeabilitasnya.
Konsentrasi : larutan 1/1000 – 1/5000
Keuntungan : tidak berbau.
Kelemahan : tidak bersifat tuberkulosidal, aktivitas virisidal terbatas, harus
dilarutkan kedalam air destilata, aktivitasnya hilang oleh protein, sabun dan
serat selulosa, aktivitas bakterisidalnya lemah sehingga harus di kombinasi
dengan grup fenol.
1. 7. Grup detergen Anionik (aditif sabun atau detergen)
Contoh : heksakhlorfen (G-11), tetrakhlorsalisil anilida.
Cara Kerja : heksakhlorfen – septisol 2%, phisohex 3 %.
Keuntungan : aktivitas antar bakteri lama, baik digunakan sebagai pencuci.
Kelemahan : tidak bersifat sporisidal maupun tuberkulosidal, cara kerja lambat,
beracun jika digunakan terus – menerus dan diserap di dalam tubuh.
1. 8. Desinfektan lain-lain.
Garam : komponen merkuri organik seperti merkurokhrom dan tiomersal bersifat
kurang beracun dibandingkan komponen merkuri lainnya, tetapi aktivitas
bakterisidalnya lemah.
Alkali : Larutan NaOH sering digunakan dalam kedokteran veteriner untuk
disinfektan kandang.
Hidrogen peroksida : dalam konsentrasi 3% digunakan untuk mencuci dan
mendisinfeksi luka.
Sabun : Aktivitas bakterisidalnya lemah, tetapi efektif untuk mencuci/
Komponen
Biguanida : Misalnya khloheksidin, bersifat bakterisidal tetapi tidak efektif
terhadap virus, spora, dan mikrobakteri.
Biasanya di campur dengan detergen
kationik.
Dialdehida : spektrum aktivitasnya paling luas, yaitu bersifat bakterisidal,
virisidal, fungisidal, dan sporosidal. Tersedia dalam bentuk asam yang harus
diaktivasi dengan penambahan natrium karbonat (menaikkan pH) supaya
aktivitasnya maksimum. Dalam keadaan aktiv tahan sampai 2 minggu. Kelemahannya
adalah beracun terhadap kulit dan harganya mahal