Jumat, 24 Januari 2014



Kimia Farmasi Analisis

PENGENALAN PERALATAN ANALITIK
Timbangan Analitik
Timbangan analitik merupakan peralatan dalam prosedur analisis yang digunakan untuk penentuan bobot suatu bahan.
Timbangan analitik berdasarkan ketelitiannya dibagi atas
1. Timbangan analitik, dengan ketelitian 0,1 mg
2. Timbangan semi mikro, dengan ketelitian 0,01 mg
3. Timbangan mikro, dengan ketelitian 0,001 mg
4. Timbangan ultra mikro, dengan ketelitian, 0,0001 mg

Istilah dan Definisi :
Bobot yang dapat diabaikan adalah ≤ 0,5 mg

Bobot tetap adalah Bobot dengan beda penimbangan berturut t.l.d. 0,5 mg / g sisa yang ditimbang setelah zat dikeringkan / dipijarkan lagi 1 jam.
Timbang Lebih kurang artinya toleransi ± 10%
Timbang saksama artinya toleransi ± 0,1%

===========================================
Contoh 1:

Hasil penimbangan dengan timbangan analitik: 0,0102 g artinya 10,2 mg yang diperoleh dari penimbangan dengan timbangan dengan ketelitian 0,1 mg.
Hasil penimbangan dengan timbangan semimikro: 0,01021 g artinya 10,21 mg yang diperoleh dari penimbangan dengan timbangan dengan ketelitian 0,01 mg.
============================================
Contoh 2:
Timbang seksama 10 mg, maka boleh mempunyai selisih + 0,1% x 10 mg = 0,01 mg. artinya timbangan yang digunakan minimal adalah timbangan semimikro dengan ketelitian 0,01 mg.

============================================
Contoh 3:
Timbang lebih kurang 10 mg, maka boleh mempunyai selisih + 10% x 10 mg = 1 mg, maka cukup menggunakan timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg.

=============================================
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan timbangan adalah:
1. Jangan membebani timbangan di atas kapasitasnya. Misal timbangan dengan kapasitas maksimum 80 g, jangan dibebani melebihi kapasitasnya tersebut.
2. Sebelum digunakan timbangan analitik elektronik, sebaiknya dihidupkan untuk memanaskan perangkatnya minimal 15 menit.
3. Bahan yang akan ditimbang sebaiknya disesuaikan suhunya dengan lingkungan timbangan. Missal bahan dari mesin pendingin atau dari oven harus disesuaikan suhunya sampai suhu ruang timbang.
4. Timbangan diletakkan dalam ruangan bermeja anti getar dan rata serta mempunyai suhu dan kelembaban stabil.
5. Secara periodik timbangan harus dikalibrasi. Timbangan dikalibrasi dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan dan keakuratan alat. Timbangan yang tidak dikalibrasi dapat mengakibatkan hasil pengukuran bias sehingga mengakibatkan terjadi kesalahan sistemik pada pengujian.

Pipet dan Buret
Pipet dan buret merupakan alat ukur volume.
Pipet volume atau pipet gondok dan buret merupakan alat ukur dengan ketelitian 0,1%.

Ukur saksama: 25,0 mL atau pipet 25 mL ± 0,1% (pipet volumetrik / buret)
=========================
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pipet dan buret:
1. Pipet/ buret yang akan dugunakan harus dalam keadaan bersih. Pipet/buret yang kotor terutama lemak dapat megakibatkan cairan menempel pada dinding pipet atau buret.
2. Jangan menyimpan buret / pipet pada lemari pendingin atau oven karena dapat merusak volumetrik alat.
3. Pipet merupakan alat yang perlu dikalibrasi.
4. Hindari gelembung udara dalam cairan, ketika menggunakan pipet atau buret.
5. Pipet dikalibrasi dengan tidak memperhitungkan sisa diujung pipet. Jadi ujung pipet tidak perlu ditiup ketika menggunakannya.

VALIDASI METODE ANALISIS
Dalam memvalidasi metode analisis hal yang penting diperhatikan adalah ketersediaan baku pembanding yang memenuhi kriteria yang dimaksudkan
Baku Pembanding
Baku pembanding (reference material) adalah suatu bahan dengan kemurnian tertentu yang digunakan sebagai pembanding untuk mendapatkan kadar suatu analit sampel.

Baku pembanding berdasarkan pembuatnya
a. Baku pembanding yang dibuat sebagai penyerta monografi pada Farmakope, misalnya USP, FI, dll. Baku pembanding ini mempunyai kemurnian tinggi, tanpa matriks tertentu, dan dalam keadaan tunggal.
b. Working standard atau baku kerja: m erupakan baku pembanding yang ditetapkan berdasarkan baku pembanding utama. Contoh baku pembanding Indonesia ditetapkan berdasarkan baku pembanding Eropa.
c. Baku pembanding dengan komposisi matriks tertentu: misalnya CRM (certified Reference Material atau SRM (standard Reference Material), bahan ini dibuat oleh badan yang diberi tugas khusus yaitu NIST. Baku pembanding ini dibuat dengan matriks seperti keadaan sampel pada umumnya, misalnya kecap yang mengandung natrium benzoat 1% dan kalium sorbat 1%. Manfaat baku pembanding ini adalah untuk menguji akurasi (kecermatan) metode. Metode hasil pengembangan dicobakan pada baku ini, hasil yang diperoleh dikurangai hasil yang tertera disertifikat merupakan ukuran bias metode

Optimasi Metode Analisis
Dalam melakukan validasi metode, metode baru sudah harus dilakukan optimasi. Optimasi dilakukan untuk mencari tingkat-tingkat keadaan tertentu yang menghasilkan kinerja metode dengan presisi dan akurasi, serta sensitifitas paling baik.

Apa akibatnya jika metode analisis tidak dioptimasi?
Metode analisis pengujian analit dalam tablet, digunakan untuk kapsul
Metode dengan sensitifitas rendah digunakan untuk pengujian sesepora
Metode mempunyai kesalahan acak yang tinggi
Metode mempunyai bias / kesalahan sistemik
Spesifisitas: penetapan kadar secara titrasi, apakah ada analit lain yang ikut tertitrasi?

Validasi metode adalah
Konfirmasi melalui pengujian dan pengadaan bukti yang obyektif bahwa persyaratan tertentu untuk suatu maksud khusus telah dipenuhi (SNI 19-17025-2000).

Kegiatan yang membuktikan bahwa suatu prosedur, proses, peralatan, bahan, aktifitas atau sistem menunjukkan fungsi yang sesuai dan konsisten, yang mencapai hasil seragam dengan yang diharapkan serta memenuhi persyaratan spesifikasi dan kualitas.
Pustaka yang mendukung Validasi Metode Analisis
1. ICH Q2A
Text on validation of analytical procedures: Definitions and
terminology (March 1995)
2. ICH Q2B
Validation of analytical procedures: Methodology (June 1997)
3. FDA
(Draft) Guidance for Industry: Analytical procedures and methods
validation
4. Pharmacopoeias
USP and European Pharmacopoeia

Tujuan Hasil Analisis
Valid/absah
Dapat dipercaya
Dapat dipertanggungjawabkankan secara ilmiah
Menunjukkan kesesuaian dengan tujuan pengujian
Diakui di seluruh dunia
Hasil akurat
Memenuhi azas legalitas

METODE ANALISIS
Metode standar/baku : SNI, ISO
Metode Resmi : FI, USP,BP (tidak perlu divalidasi, tetapi dilakukan verifikasi)
Metode Pustaka : Jurnal, buku pustaka
Metode yang dikembangkan oleh laboratorium

METODE YANG DIVALIDASI :
Metode baku yang dimodifikasi
Metode tidak baku
Metode baku di luar lingkup yang dimaksud/pada matriks atau bentuk sediaan berbeda

Metode : FI, USP,BP perlu validasi
Data validasi yang berlaku untuk laboratorium, diperlukan sebagai bukti bahwa metode itu telah sesuai dan memenuhi kebutuhan lab.
Adanya perbedaan dalam personel, alat, instrumen, pereaksi yang dipakai dalam metode baku dengan lab yang akan menggunakannya.

PARAMETER VALIDASI
Akurasi (Ketepatan/kecermatan)
Presisi (Ketelitian)
Linearitas
Spesifisitas/Selektifitas
Sensitifitas/Batas Deteksi (LOD dan LOQ)
Range (Rentang)
Ruggedness (Kekasaran)
Robustness(Ketahanan)
Uji Kesesuaian Sistem

AKURASI
Ukuran kedekatan hasil uji terhadap nilai sebenarnya
Metode Penetapan :
Recovery analit : terhadap spiked sample dengan analit pada rentang konsentrasi yang sesuai, untuk sample yang tidak diketahui komposisinya
Metode Standar adisi : terhadap sampel produk yang ditambahkan baku pembanding pada rentang konsentrasi yang sesuai, untuk sampel yang tidak diketahui komposisinya
Perbandingan hasil pengujian MA yang divalidasi terhadap hasil pengujian MA yang absah/valid
Akurasi dinyatakan dalam % RECOVERY

Cara Penetapan Akurasi
Recovery Analit dan Metode Standar Adisi :
Minimum 9 penetapan, terdiri dari minimum 3 konsentrasi analit/baku pembanding yang ditambahkan dalam rentang 80%-120%, masing-masing 3 replikasi dan setiap rentang penetapan mengandung 70% analit contoh dan 30% baku pembanding.
v% Recovery(R) = ((A – B)/X) . 100%

A = Jumlah zat aktif total dalam mg
B = Jumlah zat aktif yang didapat
X = Jumlah Bahan Baku yang ditambahkan

PRESISI/KETELITIAN
lKedekatan hasil uji yang diperoleh dari beberapa pengulangan (replikasi) pada penetapan contoh yang sama (homogen)
lCara Penetapan :
1.Presisi Sistem : Penyuntikan berulang minimum 6 kali dari larutan sampel homogen, untuk menunjukkan kinerja alat pada kondisi dan hari pengujian.
2.Presisi Metode :
•Dilakukan minimum 9 penetapan terdiri dari 3 konsentrasi analit dalam rentang tertentu, masing-masing 3 replikasi
•Minimum 6 penetapan pada konsentrasi pengujian 100 %
Presisi dinyatakan dengan RSD
Nilai RSD RSD maks 1,0 % (Bahan Baku Obat)
RSD maks 2,0 % (Sediaan Obat)
RSD maks 5,0 % (cemaran/impurity)

Tingkatan Presisi
Presisi Metode (Repeatabilitas) : pengujian ulang pada kondisi yang sama
Presisi antara : variasi dalam laboratorium yang sama, hari/analis berbeda
Reprodusibilitas : pengujian ulang dengan menggunakan contoh dan metode sama, tetapi laboratorium, alat, analis, waktu pengujiannya berbeda

LINEARITAS
Adalah kemampuan MA menunjukkan respon/hasil uji secara langsung atau matematis, berbanding lurus terhadap konsentrasi analit dalam sampel pada rentang tertentu

Cara Penetapan :
Ditetapkan terhadap minimum 6 konsentrasi pada rentang 50%-150% dari kadar analit
Dihitung regresi linier dengan persamaan Y = a + bx
a = intersep
b = slope/kemiringan
Linearitas dinyatakan dengan koefisien korelasi (r).

SPESIFISITAS/SELEKTIFITAS
lSpesifisitas Adalah kemampuan MA mengukur secara akurat dan spesifik suatu analit dengan adanya komponen lain dalam matrik sampel
Selektifitas adalah kemampuan MA memberikan signal analit pada campuran analit dalam sampel tanpa adanya interaksi antar analit.

Cara Penetapan spesifisitas
Cemaran/impurity tersedia : Dibandingkan hasil analisis sampel yang mengandung cemaran/hasil degradasi sampel dengan sampel tanpa cemaran
Cemaran/impurity tidak tersedia : dianalisis kemurnian sampel misalnya secara kromatografi. Uji kemurnian puncak menunjukkan puncak analit yang tidak diakibatkan oleh lebih dari 1 komponen.

SENSITIFITAS
1.Batas Deteksi (LoD= Limit of Detection) kadar terendah analit dalam contoh yang masih terdeteksi.
2.Batas Kuantitasi (LoQ = Limit of Quantitation)
Kadar terendah analit dalam contoh yang masih dapat ditetapkan secara kuantitatif dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima

Cara Penetapan Sensitifitas
a. Prosedur noninstrumental
Analisis sampel dengan konsentrasi yang diketahui melalui evaluasi visual
b. Prosedur dengan instrumental
Ratio signal to noise
LOD = 3 x noise
LOQ = 10 x noise
c. Berdasarkan simpangan baku respon analit dengan slope kurva kalibrasi

Range (rentang)
Interval antara konsentrasi tertinggi dan terendah analit dalam sampel yang mempunyai akurasi, presisi dan linearitas yang dapat diterima.
Ditetapkan bersamaan dengan penetapan linearitas

RUGGEDNESS
Adalah derajat reproduksibilitas hasil uji yang diperoleh dari sampel yang sama dalam berbagai kondisi pengujian yang berbeda (lab, analis, alat,lot pereaksi, hari, waktu dan suhu berbeda
Pengaruh eksternal terhadap metode
Cara penetapan : uji kolaborasi antar lab.

ROBUSTNESS
Adalah kemampuan metode analisis untuk tidak terpengaruh oleh perubahan/variasi kecil dari parameter MA yang sengaja dibuat.
Untuk mengetahui pengaruh faktor internal (dilakukan sedikit perubahan pada metode misalnya kec. Laju alir kolom, komposisi fase gerak, suhu kolom)

Uji Kesesuai system
UKS merupakan bagian dari metode analisis.
Uji didasarkan pada Konsep bahwa peralatan, alat elektronik, cara kerja analisis secara mandiri dapat ditetapkan.
Ditetapkan tergantung dari Metode analisis.

Kamis, 01 November 2012

mikro


k bahan ny... tggl u plih2 j...
1. Sterilisasi Mekanik/Filtrasi
Sterilisai secara mekanik (filtrasi) dikerjakan dalam suhu ruang menggunakan suatu saringan
yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut.
sterilisasi ini ditujukan untuk bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).
No. Metode Kelebihan Kekurangan
1 Sterilisasi dengan filtrasi Dapat digunakan untuk media berwujud cair
3 Sterilisasi panas kering Tidak ada uap air yang menetes pada alat dan bahan yang disterilkan Memerlukan temperatur yang tinggi dan waktu yang lama.
Belum tentu dapat membunuh semua bakteri
4 Sterilisasi radiasi Dengan panjang gelombang yang pendek, mempunyai daya antimikrobal yang kuat. Sinar UV dapat menyebabkan kerusakan hati, kanker, dan lain-lain

Sterilisasi Secara Mekanik
Filter Bakteri
Validation of Pharmaceutical Processes : 151
Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi ini menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak menghancurkan mikroorganisme tersebut. Penghilangan mikroorganisme secara fisik melalui penyaring dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak membiarkan mikroorganisme untuk dapat melaluinya.
Cara sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau bahan yang tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara sterilisasi lain. Teknologi tinggi membran filtrasi meningkatkan penggunaan sterilisasi filtrasi, khusunya jika digunakan berpasangan dengan sistem proses aseptik.
Keefektifan sterilisasi filtrasi dapat merupakan fungsi magnitude dari beban mikroorganisme, selama tersumbat pada penyaring dapt terjadi pada konsentrasi yang tinggi dari mikroorganisme. Tekanan, laju aliran, dan karakteristik dari peenyaring adalah parameter yang harus dikontrol untuk mencapai sterilisasi pada produk yang dapat diprediksi dan reproduksibel. Ukuran nominal pori penyaring 0,2 μm atau kurang dan penyaring dibuat dari berbagai jenis bahan seperti selulosa asetat, selulosa nitrat, florokarbonat, polimer akrilik, polikarbonat, poliester, polivinil klorida, vinil, nilon, politef, dan berbagai tipe bahan lain termasuk memban logam.
The Art of Compounding : 404
Larutan dapat dibebaskan dari organisme vegetatif dan spora bakteri dengan melalui filter bakteri, filter bakteri tidak membebaskan larutan dari virus. Bagaimanapun alat ini tidak mengurangi jumlah dan adanya virus, secara prinsip oleh adsorbsi pada dinding filter dan penghilangan partikel besar dari bahan yang mengandung virus.
Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untuk larutan farmasetik atau bahan biologi yang tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda dengan metode filtrasi lain, filter bakteri ditujukan untuk filtrasi bebas bakteri. Metode sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik aseptik yang benar. Sediaan obat yang disterilkan dengan metode ini dibutuhkan yang mengandung bahan, bakteristatik, kecuali dinyatakan lain. Larutan yang ditujukan untuk injeksi intratekal atau merupakan larutan dosis tunggal intravena dengan volume lebih dari 15 ml, tidak boleh ditambahkan bahan bakterisida. Paraffin cair dan minyak lain, tidak disterilkan dengan metode ini karena dapat meningkatkan permeabilitas dari filter bakteri. Untuk membuat larutan bebas dari bakteri dan steril, filter dengan berbagai tipe digunakan. Tipe ini termasuk filter yang terbuat dari silikon murni (diatomaccus atau klesegurh), porcelin, asbes dan gelas fritled. Karena alat-alat ini mudah dibersihkan filter seitz yang menggunakan lapisan asbes dan filter-glass mungkin lebih berguna untuk farmasis.
Filter dengan pori yang lebih kecil menghilangkan bakteri tetapi beberapa filtrasi sangat lambat untuk tujuan praktis. Dengan meningkatnya kekentalan dari lilin filter sangat menghasilkan filtrasi yang efektif, tetapi kekurangannya adalah banyak dari bahan aktif larutan dihilangkan oleh adsorbsi pada lilin. Bagaimanapun, dengan mengatur ukuran pori dan kekentalan dari filter sampai optimum. Filter dapat menjadi sangat efisien dan sangat cepat. Faktor lain dari filter bakteri yaitu keseimbangan permukaan antara bahan dari filter dengan bakteri dari larutan, tekanan yang digunakan, waktu filtrasi, muatan listrik dan filter, pH dari bahan yang disaring dan absorpsi dari protein dan bahan lain.
Filter seitz
Bagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit pada dasar wadah besi. Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan filter dapat dibuang setelah digunakan dan untuk masalah ini pembersihannya berkurang. Efisiensi dari filter ini tergantung pada pengembangan serat dan lapisan filter oleh air. Karena larutan alkohol pekat tidak mengembang, filter ini tidak digunakan untuk mensterilkan larutan yang mengandung alcohol dengan jumlah besar. Filter ini mampu dengan kapasitas volume dari 30 ml hingga lebih 100 ml.
Kerugian pertama dari filter ini cenderung memberikan komponen magnesium pada filtrat. Bahan alkalin ini dapat menyebabkan pengendapan dari alkaloid bebas dari garamnya dan dapat menginaktifkan bahwa yang sensitiv seperti insulin, ekstrak pituitary, epinefrin, dan apomorphin. Hal ini dapat diatasi dengan perawatan pertama dengan filter dengan dibasahkan dengan HCl dan kemudian dibilas dengan air.
Kerugian kedua dari seitz adalah permukaan serat dari lapisan filtrat, membuat larutan tidak cocok untuk injeksi. Ini dapat diatasi dengan menempatkan ayakan dari nilon atau sutra, di bawah lapisan filter sebelum menempatkan lapisan di dalam filter atau sebuah fritted glass dapat ditempelkan pada saluran. Kedua untuk menghilangkan serat. Filter seitz juga cenderung menghilangkan substrat dari filtrate dengan absorpsi.
Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan untuk digunakan filter swinny di bungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
Filter Fritted-Glass
Filter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam serbuk, tombol bulat dari gelas digabungkan bersama dengan penggunaan panas untuk menempatkan ukuran dari bentuk potongan. Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan berkembangnya ukuran. Setelah potongan dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan didalam gelas pirex seperti corong Buchner.
Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalsium sulfat. Berkefeld disusun juga dari tanah silika murni. Masing-masing filter bermuatan negatif. Tersedia dalam beberapa prioritas berdasarkan permeabilitasnya ke dalam air dalam Bekerfeld atau Mandler.
Filter Selas
Filter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua larutan yang tidak menyerang silika. Karena masing-masing partikel meliputi filter semata-mata bersama selama proses manufaktur, ada bahaya kecil partikel-partikel dari filter jauh dalam larutan.
Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Ada pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak berkaca dengan pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.
3. Metode mekanik
Filtrasi
Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini menggunakan filter bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya. Dibutuhkan penguasaan teknik aseptik yang baik dalam melakukan metode ini. Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen. Filtrat bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari virus.
i. Penyaringan (Filtrasi)
Sterilisasi secara mekanik dilakukan dengan cara menyaring bahan yang akan diterilkan. Cara ini digunakan bagi bahan-bahan cair yang tidak tahan panas, misalnya serum darah, vaksin, toksin atau medium yang mengandung zat tidak tahan terhadap pemanasan. Disamping itu cara ini digunakan pula bagi bahan-bahan yang mengandung zat-zat yang tidak stabil, misalnya larutan garam fisiologis, natrium bikarbonat dan lain-lain.
Bahan-bahan cair yang sangat peka terhadap pemanasan (serum, darah, toksin, dll.) atau yang tidak tahan pemanasan tinggi (medium yang mengandung senyawa gula) tidak dapat disterilkan dengan pemanasan, maka dipakai alat Filter bakteri (Penyaring bakteri).


2. sterilisasi secara fisik
a. pamanasan
• Dengan api langsung
Pemijaran (dengan api langsung) : membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L.
- Pemijaran langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari porselen, tidak cocok untuk alat yang berlekuk karena pemanasannya tidak rata. Suhu yang digunakan 500-600oC dalam waktu beberapa detik, untuk alat logam sampai berpijar.
c. Pemijaran langsung
The Art of Compounding : 404
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel.

Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini[19]
• Panas kering
a. Udara Panas Oven
Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah[13].
Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk kering dan bahan yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf. Salah satu elemen penting dalam sterilisasi dengan menggunakan uap autoklaf. Atau dengan adanya lembab dan penembusannya ke dalam bahan yang telah disterilkan[14].
Sebagai contoh, organisme pembentuk spora dalam medium anhidrat tidak dibunuh oleh suhu sampai 121oC (suhu yang biasanya digunakan dalam autoklaf bahkan setelah pemanasan sampai 45 menit). Untuk alasan ini, autoklaf merupakan metode yang tidak cocok untuk mensterilkan minyak, produk yang dibuat dengan basis minyak, atau bahan-bahan lain yang mempunyai sedikit lembab atau tidak sama sekali[15].
Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121°C selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 150°C sampai 170°C selama 1-4 jam[16].
Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara panas dikontrol dan mungkin gas atau elektrik gas[17].


b. Minyak dan penangas lain
Bahan kimia dapat disterilisasi dengan mencelupkannya dalam penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 1620C. larutan jenuh panas dari natrium atau ammonia klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi. Ini merupakan metode yang mensterilisasi alat-alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan untuk memelihara cat penutup[18].
a. Udara Panas Oven
The Art of Compounding : 404
Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah.
Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk kering dan bahan yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf. Salah satu elemen penting dalam sterilisasi dengan menggunakan uap autoklaf. Atau dengan adanya lembab dan penembusannya ke dalam bahan yang telah disterilkan. Sebagai contoh, organisme pembentuk spora dalam medium anhidrat tidak dibunuh oleh suhu sampai 121o C (suhu yang biasanya digunakan dalam autoklaf bahkan setelah pemanasan sampai 45 menit). Untik alasan ini, autoklaf merupakan metode yang tidak cocok untuk mensterilkan minyak, produk yang dibuat dengan basis minyak, atau bahan-bahan lain yang mempunyai sedikit lembab atau tidak sama sekali.
Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121°C selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 150°C sampai 170°C selama 1-4 jam.
Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi panas kering 160°C paling cepat 1 jam, tapi lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara khusus untuk sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat lainnya. Bagaimanapun juga range 150-170°C digunakan untuk streilisasi panas kering dan lain-lain, sebagai contoh : bahan-bahan gelas, dapat disterilkan pada suhu 170oC. dimana beberapa serbuk seperti sulfonilamid harus disterilkan pada suhu rendah dan waktu yang lebih lama.
Validation of Pharmaceutical Processes : 151
Secara umum, panas kering digunakan untuk sterilisasi bahan – bahan melalui proses pengabuan dari mikroorganisme. Proses ini merupakan kelanjutan atau sekumpulan proses yang dilakukan dalam sebuah oven dengan temperatur sekelilingnya 170°C untuk sterilisasi atau 250°C untuk depirogenisasi. Panas kering digunakan untuk sterilisasi/depirogenisasi alat-alat gelas yang akan digunakan untuk proses produksi secara aseptik. Suhu yang digunakan ini, terlalu tinggi untuk wadah-wadah plastik. Sama seperti sterilisasi uap air, prosesnya dapat diprediksi dan hasilnya dapat dikontrol. Sterilisasi panas kering biasa digunakan untuk depirogenisasi alat-alat gelas dan bahan-bahan lain yang memiliki kemampuan bertahan pada suhu yang digunakan. Secara umum, validasi untuk alur depirogenisasi untuk proses panas kering selalu termasuk proses sterilisasinya.
Parenteral Technology Manual : 123
Panas kering pada temperatur lebih 160oC efektif menghancurkan mikroorganisme hidup dengan sebuah proses kehilangan kelembaban secara inversible. Proses ini berjalan relatif lambat, mengisyaratkan sedikitnya 1 jam pada suhu 160oC tetapi lebih cepat pada temperatur yang tinggi. Panas kering ini sering merugikan beberapa produk.
Penerapan panas dengan keberadaan lembab lebih fektif untuk pembunuhan mikroorganisme diisyaratkan 15 menit pada suhu 121oC.
Remington’s Pharmaceutical Sciences 18th : 1471
Beberapa bahan yang tidak dapat disterilkan dengan uap, paling baik disterilkan dengan panas kering,. Misalnya petrolatum jelly, minyak mineral, lilin, wax, serbuk talk. Karena panas kering kurang efisien dibanding panas lembab, pemaparan lama dan temperatur tinggi dibutuhkan. Range luas waktu inaktivasi dalam temperatur bervariasi telah diterapkan berdasarkan tipe indikator steril yang digunakan, kondisi kelembaban dan faktor lain. Jumlah air dalam sel mikroba diketahui mempengaruhi resistensinya terhadap destruksi panas kering. Umumnya, ini diterima bahwa sel mikroba dalam daerah yang betul-betul kering menunjukkan resistensi terhadap inaktivasi panas kering. Ini jelas bahwa perhatian harus diberi untuk mendisain siklus sterilisasi panas kering untuk produk-produk rumah sakit dan validasi sistematis sterilisasi dengan metode sterilisasi standar.
Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara panas dikontrol dan mungkin gas atau elektrik gas.
Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakan pada oven :
• 170°C (340 F) sampai 1 jam
• 160°C (320 F) sampai 2 jam
• 150°C (300 F) sampai 2,5 jam
• 140°C (285 F) sampai 3 jam
b. Minyak dan penangas lain
The Art of Compounding : 404
Bahan kimia yang stabil dalam ampul bersegel dapat disterilisasi dengan mencelupkannya, dalam penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 1620C. larutan jenuh panas dari natrium atau ammonia klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi. Ini merupakan metode yang mensterilisasi alat-alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan untuk memelihara cat penutup.
• .uap air panas
Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir atau air mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur[21].
The Art of Compounding : 412
Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir atau air mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur. Metode ini jarang memuaskan untuk larutan yang mengandung bahan-bahan karena spora sering gagal tumbuh dibawah kondisi ini, bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri yang tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi tidak ada bentuk non spora yang bertahan.
Dalam prakteknya, 2 metode uap mengalir digunakan, suatu perpanjangan pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak akan menghancurkan spora. Untuk meyakinkan penghancuran spora, sterilisasi berjeda yang juga disebut sterilisasi tidak berlanjut. Penjedahan dan bertahap adalah tindalisasi digunakan. Dengan metode ini bahkan dipaparkan pada uap mengalir pada periode waktu bervariasi dari 20-60 menit setiap hari selama 3 menit. Antara pemaparan bahan terhadap uap yang disimpan pada suhu kamar atau pada inkubator pada 37oC. prinsip dari metode ini adalah pada saat waktu pertama kali pemaparan pada uap membunuh bakteri vegetatif tapi tidak sporanya. Tapi pada saat bahan disimpan pada inkubator atau pada suhu ruangan selam 24 jam, banyak spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif bentuk spora yang telah tumbuh ini akan dimatikan pada pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini tergantung pada spora yang berkembang ke bentuk vegetatif selama masa istirahat.
C. Air mendidih
The Art of Compounding : 413
Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan harus mendidih paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol, 1-2% Na-carbonat atau 2-3% larutan kresol tersaponifikasi yang menghambat kondisi bahan-bahan logam.
: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi


• , uap air panas bertekanan
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk diinjeksikan ke dalam tubuh, alat berskala, bahan karet. Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi larutan suhu 121oC adalah 12 menit. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.
Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan, alat ini disebut autoklaf (autoclave) untuk steriliasasi ini alat dilengkapi dengan katup pengaman. Alat diisi dengan air kemudian bahan dimasukkan. Panaskan sampai mendidih dan dari katup pengaman kelaur uap air dengan lancara lalu ditutup. Suhu akan naik sampai 1210C dan biarkan selama 15 menit (untuk industri pengalengan ada perhitungan tersendiri), lalu biarkan dingin sampai tekanan normal dan klep pengaman dibuka, cara ini akan mematikan spora dengan cara penetrasi panas ke dalam sel atau spora sehingga lebih cepat. Cara mana yang dipilih tergantung bahan, biaya dan ketersediaan alat, untuk bahan yang tidak tahan panas, maka cara diatas tidak dapat dipakai (Machmud, 2008).

4.1.2 Cara Kerja Sterilisasi dengan Menggunakan Autoklaf
Pada praktikum mikrobiologi dasar tentang mikrobiologi dasar tentang pengenalan alat dan sterilisasi.Langkah awal yang dilakukan dalam sterilisasi dengan menggunakan autoklaf, maka disiapkan dahulu autoklafnya.Autoklaf diisi air sampai elemen pemanas terendam semua.Setelah alat dikemas lalu disterilisasi dengan autoklaf (sterilisasi basah).
Setelah itu, cawan petri dan pipet serologis dimasukkan ke dalam autoklaf yang telah diisi air sampai elemen panas.Kemudian ditutup secara diagonal yang proses menutupnya sempurna.Lalu dinyalakan kompor sampai suhu naik 121C dan tekanan 1 atm selama 15-20 menit.Setelah 15-20 menit maka autoklaf dimatikan dan dibuka tutup klep uapnya untuk mengeluarkan uap ditunggu tekanan hingga 0 atm agar jika dibuka tutupnya tidak terjadi perbedaan tekanan yang ekstrim antara tekanan udara dan di dalam autoklaf yang dapat merusak peralatan dan bisa membahayakan.Setelah itu tutupnya (koran) dibuka dan dikeluarkan alat yang sudah disterilkan, kemudian didinginkan dan dimasukkan incase.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
• Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
2. Dengan cara uap air panas bertekanan ( autoklaf )
Siapkan alat yang akan di sterelisasi

Bungkus alat-alat dengan kertas paying atau alumunium foil

Cawan petri, pinset, dan pipet dibungkus dengan kertas payung untuk pipet karetnya dilepas terlebih dahulu

Beker glass dan gelas ukur : mulut / lubangnya di bungkus dengan kertas alumunium foil

Tabung reaksidan labu Erlenmeyer : tutup mulut botol dengan kapas yang telah dibungkus dengan kain kasa terlebih dahulu kemudian bungkus dengan kertas alumunium foil

Masukkan air pada aotoklaf sesuai dengan batas yang ada

Masukkan alat-alat yang akan disterelisasi

Tutup autoklaf dengan benar dan kuat

Masukkan kabel autoklaf ke stop kontak

Tunggu hingga suhu autoklaf mencapai 120-1210C atau sekitar 10-30 menit

d. Pemanasan dengan Tekanan
Alat yang digunakan otoklaf (Autoclave) :
• Terdiri dari suatu bejana tahan tekanan tinggi yang dilengkapi dengan manometer, termometer dan klep bahaya.
• Merupakan alat sterilisasi yang paling baik.
• Bahan / alat yang disterilkan :
Bahan / alat yang tidak rusak karena pemanasan dengan tekanan tinggi,
Misalnya : media utk pertumbuhan mikroba, Aquadest dsb.
• Metode ini dapat membunuh spora yang paling tahan panas.
• Dilakukan pada suhu 121 oC selama 15-30 menit dengan tekanan ± 2 atm

B. penyinaran uv
Sinar ultraviolet
Teori dan Praktek Farmasi Industri : 1272
Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 253,7 nm . Sinar UV menembus udara bersih dan air murni dengan baik, tetapi suatu penambahan garam atau bahan tersuspensi dalam air atau udara menyebabakan penurunan derajat penetrasi dengan cepat. Untuk kebanyakan pemakaian lama penetrasi dihindarkan dan setiap tindakan membunuh mikroorganisme dibatasi pada permukaan yang dipaparkan.
Aksi letal
Teori dan Praktek Farmasi Industri : 1272
Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan meningginya keadaan tertinggi atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom utama terjadi dalam molekul-molekul mikroorganisme atau metabolit utamnya, organisme itu mati atau tidak dapat berproduksi. Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang diperhatikan untuk menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang panjang.
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV

Sinar ini mempunyai daya bakterisid yang tinggi sehingga biasa digunakan untuk mensterilkan ruangan. Contoh : Kamar bedah, Ruang pengisian obat dalam ampul dan flakon di industry farmasi, Ruang penanaman bakteri dalam media

2. Sinar Ultra violet dari lampu uap merkuri
Sering digunakan untuk sterilisasi ruangan inokulasi di laboratorium atau ruang pengolahan. Radiasi ultra violet menyebabkan kesalahan dalam replikasi DNA dan mempunyai aktivitas mutagenik pada sel hidup.
Sinar ultra violet mempunyai panjang gelombang 15-390 nm, pada panjang gelombang 265 nm, sinar ini berefek bakterisidal kuat.


3. sterilisasi kimia
• Dengan larutan desinfektan
Desinfektan dan Antiseptik
Adalah bahan kimia menimbulkan pengaruh yang lebih selektif terhadap jasad renik dibandingkan dengan perlakuan fisik seperti panas dan radiasi.
Dalam memilih desinfektan dan antiseptik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Sifat Mikrosidal (membunuh jasad renik)
• Bentuk spora lebih tahan daripada bentuk vegetatif.
• Beberapa desinfektan (halogen, merkurikhlorida, formalin dan etilen oksida)
efektif terhadap spora.
• Mycobacteria merupakan bentuk vegetatif yang paling tahan dibandingkan sel vegetatif bakteri lainnya. Untuk membunuh Mycobacteria digunakan alkohol dan fenol.
• Virus lebih tahan daripada bentuk vegetatif dan dapat dibunuh dengan Halogen, oksidan dan formalin.
• Komponen kimia yang bersifat membunuh jasad renik disebut mempunyai sifat bakterisidal (membunuh bakteri) atau fungisidal (membunuh fungi).
1. b. Sifat Mikrostatik (menghambat pertumbuhan jasad renik)
Beberapa komponen kimia pada konsentrasi rendah tidak dapat membunuh jasad renik, tetapi hanya menghambat pertumbuhannya, misalnya senyawa tertentu yang terdapat pada rempah-rempah. Komponen tersebut disebut mempunyai sifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) atau fungistatik (menghambat pertumbuhan fungi). Komponen kimia yang bersifat membunuh lebih baik daripada yang bersifat menghambat.
1. c. Kecepatan penghambatan.
Komponen kimia mempunyai kecepatan membunuh/menghambat yang berbeda-beda terhadap jasad renik yaitu :
1. Cepat
2. Hanya efektif setelah beberapa menit/ jam.
Sel yang sedang tumbuh/ berkembang biak lebih sensitif dan mudah dibunuh dibandingkan sel dalam keadaan istirahat.
d.Sifat lain :
Pertimbangan untuk pemilihan desinfektan :
• Harga tidak mahal.
• Aktivitas tetap dalam waktu lama.
• Larut dalam air dan stabil dalam larutan.
• Tidak toksik dan tidak mengiritasi kulit.
• Tidak meninggalkan warna.
Beberapa komponen organik dapat menghambat kerja disinfektan, misalnya halogen, garam merkuri dan detergen kationik dapat menghambat kerja desinfektan. Sedangkan sabun dan detergen anionik membantu penyerapan.

6.5 KOEFISIEN FENOL SUATU DESINFEKTAN

• §Koefisien fenol suatu desinfektan adalah kemampuan suatu desinfektan dalam membunuh bakteri dibandingkan fenol.
• §Jika suatu desinfektan mempunyai koefisien fenol 40, berarti daya membunuhnya 40 kali dibandingkan fenol.
• §Untuk pengujian biasanya digunakan 2 jenis bakteri:
- Bakteri gram negatif : Salmonella typhi.
- Bakteri gram positif : Staphylococcus aureus.
• •Cara pengujian :
Dengan mengencerkan suatu kultur cair bakteri sebanyak 1 : 10 dengan desinfektan yang akan diuji pada konsentrasi berbeda. Yang disebut titik akhir adalah konsentrasi terendah yang menghasilkan kultur steril setelah diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 20 C.

FENOL
Kultur steril : desinfektan A 6 % setara dengan fenol konsentrasi 8 %
Jadi koefisien fenol desinfektan A adalah 1,3
6.6 MACAM- MACAM DESINFEKTAN
Desinfektan dapat dikelompokkan atas delapan grup sebagai berikut :
1. 1. Grup alkohol larut
Contoh : etanol, isopropil, alkohol.
Cara Kerja : Koagulasi protein dan melarutkan membran.
Konsentrasi : 70 – 90 %
Keuntungan : Bakterisidal cepat, tuberkulosidal.
Kelemahan : tidak membunuh spora, menyebabkan korosi metal kecuali jika ditambahkan komponen pereduksi (2% Na-nitrit), mengeringkan kulit.

1. 2. Grup gas sterilisasi
Contoh : etilen oksida
Cara Kerja : substitusi grup alkil di dalam sel dengan atom hiodrogen yang labil.
Waktu : 4 – 18 jam.
Keuntungan : tidak berbahaya untuk kebanyakan bahan, mensterilkan bahan, digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas.
Kelemahan : membutuhkan peralatan khusus.

1. 3. Grup gas disinfektan
Contoh : formaldehida
Cara Kerja : seperti etilen oksida.
Konsentrasi : larutan jenuh atau dalam bentuk gas.
Keuntungan : Bakterisidal cepat, tuber kulosidal.
Kelemahan : membunuh spora, tidak korosif , digunakan untuk bahan yang tidak panas.
1. 4. Grup halogen
Contoh : khlorin, yodium.
Cara Kerja : oksidasi grup sulfhidril bebas.
Konsentrasi : hipokhlorit – konsentrasi tertinggi HclO (warexin) – larutan 1,5% yodium tinkur – konsentrasi tertinggi.
Keuntungan : khlorin - tuberkolosidal.
Yodium - pencuci dan desinfektan, tidak meninggalkan warna, meniggalkan residu anti bakteri, yodium tinkur bersifat tuberkolosidal.
Kelemahan : khlorin – memutihkan bahan, korosi logam, tidak stabil didalam air sadah, larutan harus segar.
Yodium – yodium tinktur menimbulkan warna dan iritasi kulit, iodofor tidak stabil, aktivitasnya hilang didalam air sadah, korosif terhadap logam, menyebabkan pengeringan kulit.

1. 5. Grup fenol
Contoh : kreosol, fenol semi-sintetis,lisol.
Cara Kerja : Koagulasi protein, menyebabkan kebocoran membran sel.
Konsentrasi : kreosol - 2%
Lisol – 1%
Keuntungan : aktivitasnya tidak hilang oleh bahan organik, sabun atau air sadah, meniggalkan efek residu jika mengering.
Kelemahan : kreosol harus digunakan di dalam air lunak.

1. 6. Grup detergen kationik (amonium quaternar)
Cara Kerja : pengerutan membran sel dan merusak permeabilitasnya.
Konsentrasi : larutan 1/1000 – 1/5000
Keuntungan : tidak berbau.
Kelemahan : tidak bersifat tuberkulosidal, aktivitas virisidal terbatas, harus dilarutkan kedalam air destilata, aktivitasnya hilang oleh protein, sabun dan serat selulosa, aktivitas bakterisidalnya lemah sehingga harus di kombinasi dengan grup fenol.

1. 7. Grup detergen Anionik (aditif sabun atau detergen)
Contoh : heksakhlorfen (G-11), tetrakhlorsalisil anilida.
Cara Kerja : heksakhlorfen – septisol 2%, phisohex 3 %.
Keuntungan : aktivitas antar bakteri lama, baik digunakan sebagai pencuci.
Kelemahan : tidak bersifat sporisidal maupun tuberkulosidal, cara kerja lambat, beracun jika digunakan terus – menerus dan diserap di dalam tubuh.
1. 8. Desinfektan lain-lain.
Garam : komponen merkuri organik seperti merkurokhrom dan tiomersal bersifat kurang beracun dibandingkan komponen merkuri lainnya, tetapi aktivitas bakterisidalnya lemah.
Alkali : Larutan NaOH sering digunakan dalam kedokteran veteriner untuk disinfektan kandang.
Hidrogen peroksida : dalam konsentrasi 3% digunakan untuk mencuci dan mendisinfeksi luka.
Sabun : Aktivitas bakterisidalnya lemah, tetapi efektif untuk mencuci/
Komponen
Biguanida : Misalnya khloheksidin, bersifat bakterisidal tetapi tidak efektif terhadap virus, spora, dan mikrobakteri.
Biasanya di campur dengan detergen
kationik.
Dialdehida : spektrum aktivitasnya paling luas, yaitu bersifat bakterisidal, virisidal, fungisidal, dan sporosidal. Tersedia dalam bentuk asam yang harus diaktivasi dengan penambahan natrium karbonat (menaikkan pH) supaya aktivitasnya maksimum. Dalam keadaan aktiv tahan sampai 2 minggu. Kelemahannya adalah beracun terhadap kulit dan harganya mahal


k bahan ny... tggl u plih2 j...
1. Sterilisasi Mekanik/Filtrasi
Sterilisai secara mekanik (filtrasi) dikerjakan dalam suhu ruang menggunakan suatu saringan
yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut.
sterilisasi ini ditujukan untuk bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).
No. Metode Kelebihan Kekurangan
1 Sterilisasi dengan filtrasi Dapat digunakan untuk media berwujud cair
3 Sterilisasi panas kering Tidak ada uap air yang menetes pada alat dan bahan yang disterilkan Memerlukan temperatur yang tinggi dan waktu yang lama.
Belum tentu dapat membunuh semua bakteri
4 Sterilisasi radiasi Dengan panjang gelombang yang pendek, mempunyai daya antimikrobal yang kuat. Sinar UV dapat menyebabkan kerusakan hati, kanker, dan lain-lain

Sterilisasi Secara Mekanik
Filter Bakteri
Validation of Pharmaceutical Processes : 151
Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi ini menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak menghancurkan mikroorganisme tersebut. Penghilangan mikroorganisme secara fisik melalui penyaring dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak membiarkan mikroorganisme untuk dapat melaluinya.
Cara sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau bahan yang tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara sterilisasi lain. Teknologi tinggi membran filtrasi meningkatkan penggunaan sterilisasi filtrasi, khusunya jika digunakan berpasangan dengan sistem proses aseptik.
Keefektifan sterilisasi filtrasi dapat merupakan fungsi magnitude dari beban mikroorganisme, selama tersumbat pada penyaring dapt terjadi pada konsentrasi yang tinggi dari mikroorganisme. Tekanan, laju aliran, dan karakteristik dari peenyaring adalah parameter yang harus dikontrol untuk mencapai sterilisasi pada produk yang dapat diprediksi dan reproduksibel. Ukuran nominal pori penyaring 0,2 μm atau kurang dan penyaring dibuat dari berbagai jenis bahan seperti selulosa asetat, selulosa nitrat, florokarbonat, polimer akrilik, polikarbonat, poliester, polivinil klorida, vinil, nilon, politef, dan berbagai tipe bahan lain termasuk memban logam.
The Art of Compounding : 404
Larutan dapat dibebaskan dari organisme vegetatif dan spora bakteri dengan melalui filter bakteri, filter bakteri tidak membebaskan larutan dari virus. Bagaimanapun alat ini tidak mengurangi jumlah dan adanya virus, secara prinsip oleh adsorbsi pada dinding filter dan penghilangan partikel besar dari bahan yang mengandung virus.
Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untuk larutan farmasetik atau bahan biologi yang tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda dengan metode filtrasi lain, filter bakteri ditujukan untuk filtrasi bebas bakteri. Metode sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik aseptik yang benar. Sediaan obat yang disterilkan dengan metode ini dibutuhkan yang mengandung bahan, bakteristatik, kecuali dinyatakan lain. Larutan yang ditujukan untuk injeksi intratekal atau merupakan larutan dosis tunggal intravena dengan volume lebih dari 15 ml, tidak boleh ditambahkan bahan bakterisida. Paraffin cair dan minyak lain, tidak disterilkan dengan metode ini karena dapat meningkatkan permeabilitas dari filter bakteri. Untuk membuat larutan bebas dari bakteri dan steril, filter dengan berbagai tipe digunakan. Tipe ini termasuk filter yang terbuat dari silikon murni (diatomaccus atau klesegurh), porcelin, asbes dan gelas fritled. Karena alat-alat ini mudah dibersihkan filter seitz yang menggunakan lapisan asbes dan filter-glass mungkin lebih berguna untuk farmasis.
Filter dengan pori yang lebih kecil menghilangkan bakteri tetapi beberapa filtrasi sangat lambat untuk tujuan praktis. Dengan meningkatnya kekentalan dari lilin filter sangat menghasilkan filtrasi yang efektif, tetapi kekurangannya adalah banyak dari bahan aktif larutan dihilangkan oleh adsorbsi pada lilin. Bagaimanapun, dengan mengatur ukuran pori dan kekentalan dari filter sampai optimum. Filter dapat menjadi sangat efisien dan sangat cepat. Faktor lain dari filter bakteri yaitu keseimbangan permukaan antara bahan dari filter dengan bakteri dari larutan, tekanan yang digunakan, waktu filtrasi, muatan listrik dan filter, pH dari bahan yang disaring dan absorpsi dari protein dan bahan lain.
Filter seitz
Bagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit pada dasar wadah besi. Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan filter dapat dibuang setelah digunakan dan untuk masalah ini pembersihannya berkurang. Efisiensi dari filter ini tergantung pada pengembangan serat dan lapisan filter oleh air. Karena larutan alkohol pekat tidak mengembang, filter ini tidak digunakan untuk mensterilkan larutan yang mengandung alcohol dengan jumlah besar. Filter ini mampu dengan kapasitas volume dari 30 ml hingga lebih 100 ml.
Kerugian pertama dari filter ini cenderung memberikan komponen magnesium pada filtrat. Bahan alkalin ini dapat menyebabkan pengendapan dari alkaloid bebas dari garamnya dan dapat menginaktifkan bahwa yang sensitiv seperti insulin, ekstrak pituitary, epinefrin, dan apomorphin. Hal ini dapat diatasi dengan perawatan pertama dengan filter dengan dibasahkan dengan HCl dan kemudian dibilas dengan air.
Kerugian kedua dari seitz adalah permukaan serat dari lapisan filtrat, membuat larutan tidak cocok untuk injeksi. Ini dapat diatasi dengan menempatkan ayakan dari nilon atau sutra, di bawah lapisan filter sebelum menempatkan lapisan di dalam filter atau sebuah fritted glass dapat ditempelkan pada saluran. Kedua untuk menghilangkan serat. Filter seitz juga cenderung menghilangkan substrat dari filtrate dengan absorpsi.
Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan untuk digunakan filter swinny di bungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
Filter Fritted-Glass
Filter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam serbuk, tombol bulat dari gelas digabungkan bersama dengan penggunaan panas untuk menempatkan ukuran dari bentuk potongan. Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan berkembangnya ukuran. Setelah potongan dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan didalam gelas pirex seperti corong Buchner.
Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalsium sulfat. Berkefeld disusun juga dari tanah silika murni. Masing-masing filter bermuatan negatif. Tersedia dalam beberapa prioritas berdasarkan permeabilitasnya ke dalam air dalam Bekerfeld atau Mandler.
Filter Selas
Filter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua larutan yang tidak menyerang silika. Karena masing-masing partikel meliputi filter semata-mata bersama selama proses manufaktur, ada bahaya kecil partikel-partikel dari filter jauh dalam larutan.
Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Ada pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak berkaca dengan pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.
3. Metode mekanik
Filtrasi
Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini menggunakan filter bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya. Dibutuhkan penguasaan teknik aseptik yang baik dalam melakukan metode ini. Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen. Filtrat bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari virus.
i. Penyaringan (Filtrasi)
Sterilisasi secara mekanik dilakukan dengan cara menyaring bahan yang akan diterilkan. Cara ini digunakan bagi bahan-bahan cair yang tidak tahan panas, misalnya serum darah, vaksin, toksin atau medium yang mengandung zat tidak tahan terhadap pemanasan. Disamping itu cara ini digunakan pula bagi bahan-bahan yang mengandung zat-zat yang tidak stabil, misalnya larutan garam fisiologis, natrium bikarbonat dan lain-lain.
Bahan-bahan cair yang sangat peka terhadap pemanasan (serum, darah, toksin, dll.) atau yang tidak tahan pemanasan tinggi (medium yang mengandung senyawa gula) tidak dapat disterilkan dengan pemanasan, maka dipakai alat Filter bakteri (Penyaring bakteri).


2. sterilisasi secara fisik
a. pamanasan
• Dengan api langsung
Pemijaran (dengan api langsung) : membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L.
- Pemijaran langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari porselen, tidak cocok untuk alat yang berlekuk karena pemanasannya tidak rata. Suhu yang digunakan 500-600oC dalam waktu beberapa detik, untuk alat logam sampai berpijar.
c. Pemijaran langsung
The Art of Compounding : 404
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel.

Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini[19]
• Panas kering
a. Udara Panas Oven
Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah[13].
Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk kering dan bahan yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf. Salah satu elemen penting dalam sterilisasi dengan menggunakan uap autoklaf. Atau dengan adanya lembab dan penembusannya ke dalam bahan yang telah disterilkan[14].
Sebagai contoh, organisme pembentuk spora dalam medium anhidrat tidak dibunuh oleh suhu sampai 121oC (suhu yang biasanya digunakan dalam autoklaf bahkan setelah pemanasan sampai 45 menit). Untuk alasan ini, autoklaf merupakan metode yang tidak cocok untuk mensterilkan minyak, produk yang dibuat dengan basis minyak, atau bahan-bahan lain yang mempunyai sedikit lembab atau tidak sama sekali[15].
Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121°C selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 150°C sampai 170°C selama 1-4 jam[16].
Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara panas dikontrol dan mungkin gas atau elektrik gas[17].


b. Minyak dan penangas lain
Bahan kimia dapat disterilisasi dengan mencelupkannya dalam penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 1620C. larutan jenuh panas dari natrium atau ammonia klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi. Ini merupakan metode yang mensterilisasi alat-alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan untuk memelihara cat penutup[18].
a. Udara Panas Oven
The Art of Compounding : 404
Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah.
Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk kering dan bahan yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf. Salah satu elemen penting dalam sterilisasi dengan menggunakan uap autoklaf. Atau dengan adanya lembab dan penembusannya ke dalam bahan yang telah disterilkan. Sebagai contoh, organisme pembentuk spora dalam medium anhidrat tidak dibunuh oleh suhu sampai 121o C (suhu yang biasanya digunakan dalam autoklaf bahkan setelah pemanasan sampai 45 menit). Untik alasan ini, autoklaf merupakan metode yang tidak cocok untuk mensterilkan minyak, produk yang dibuat dengan basis minyak, atau bahan-bahan lain yang mempunyai sedikit lembab atau tidak sama sekali.
Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121°C selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 150°C sampai 170°C selama 1-4 jam.
Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi panas kering 160°C paling cepat 1 jam, tapi lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara khusus untuk sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat lainnya. Bagaimanapun juga range 150-170°C digunakan untuk streilisasi panas kering dan lain-lain, sebagai contoh : bahan-bahan gelas, dapat disterilkan pada suhu 170oC. dimana beberapa serbuk seperti sulfonilamid harus disterilkan pada suhu rendah dan waktu yang lebih lama.
Validation of Pharmaceutical Processes : 151
Secara umum, panas kering digunakan untuk sterilisasi bahan – bahan melalui proses pengabuan dari mikroorganisme. Proses ini merupakan kelanjutan atau sekumpulan proses yang dilakukan dalam sebuah oven dengan temperatur sekelilingnya 170°C untuk sterilisasi atau 250°C untuk depirogenisasi. Panas kering digunakan untuk sterilisasi/depirogenisasi alat-alat gelas yang akan digunakan untuk proses produksi secara aseptik. Suhu yang digunakan ini, terlalu tinggi untuk wadah-wadah plastik. Sama seperti sterilisasi uap air, prosesnya dapat diprediksi dan hasilnya dapat dikontrol. Sterilisasi panas kering biasa digunakan untuk depirogenisasi alat-alat gelas dan bahan-bahan lain yang memiliki kemampuan bertahan pada suhu yang digunakan. Secara umum, validasi untuk alur depirogenisasi untuk proses panas kering selalu termasuk proses sterilisasinya.
Parenteral Technology Manual : 123
Panas kering pada temperatur lebih 160oC efektif menghancurkan mikroorganisme hidup dengan sebuah proses kehilangan kelembaban secara inversible. Proses ini berjalan relatif lambat, mengisyaratkan sedikitnya 1 jam pada suhu 160oC tetapi lebih cepat pada temperatur yang tinggi. Panas kering ini sering merugikan beberapa produk.
Penerapan panas dengan keberadaan lembab lebih fektif untuk pembunuhan mikroorganisme diisyaratkan 15 menit pada suhu 121oC.
Remington’s Pharmaceutical Sciences 18th : 1471
Beberapa bahan yang tidak dapat disterilkan dengan uap, paling baik disterilkan dengan panas kering,. Misalnya petrolatum jelly, minyak mineral, lilin, wax, serbuk talk. Karena panas kering kurang efisien dibanding panas lembab, pemaparan lama dan temperatur tinggi dibutuhkan. Range luas waktu inaktivasi dalam temperatur bervariasi telah diterapkan berdasarkan tipe indikator steril yang digunakan, kondisi kelembaban dan faktor lain. Jumlah air dalam sel mikroba diketahui mempengaruhi resistensinya terhadap destruksi panas kering. Umumnya, ini diterima bahwa sel mikroba dalam daerah yang betul-betul kering menunjukkan resistensi terhadap inaktivasi panas kering. Ini jelas bahwa perhatian harus diberi untuk mendisain siklus sterilisasi panas kering untuk produk-produk rumah sakit dan validasi sistematis sterilisasi dengan metode sterilisasi standar.
Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara panas dikontrol dan mungkin gas atau elektrik gas.
Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakan pada oven :
• 170°C (340 F) sampai 1 jam
• 160°C (320 F) sampai 2 jam
• 150°C (300 F) sampai 2,5 jam
• 140°C (285 F) sampai 3 jam
b. Minyak dan penangas lain
The Art of Compounding : 404
Bahan kimia yang stabil dalam ampul bersegel dapat disterilisasi dengan mencelupkannya, dalam penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 1620C. larutan jenuh panas dari natrium atau ammonia klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi. Ini merupakan metode yang mensterilisasi alat-alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan untuk memelihara cat penutup.
• .uap air panas
Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir atau air mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur[21].
The Art of Compounding : 412
Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir atau air mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur. Metode ini jarang memuaskan untuk larutan yang mengandung bahan-bahan karena spora sering gagal tumbuh dibawah kondisi ini, bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri yang tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi tidak ada bentuk non spora yang bertahan.
Dalam prakteknya, 2 metode uap mengalir digunakan, suatu perpanjangan pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak akan menghancurkan spora. Untuk meyakinkan penghancuran spora, sterilisasi berjeda yang juga disebut sterilisasi tidak berlanjut. Penjedahan dan bertahap adalah tindalisasi digunakan. Dengan metode ini bahkan dipaparkan pada uap mengalir pada periode waktu bervariasi dari 20-60 menit setiap hari selama 3 menit. Antara pemaparan bahan terhadap uap yang disimpan pada suhu kamar atau pada inkubator pada 37oC. prinsip dari metode ini adalah pada saat waktu pertama kali pemaparan pada uap membunuh bakteri vegetatif tapi tidak sporanya. Tapi pada saat bahan disimpan pada inkubator atau pada suhu ruangan selam 24 jam, banyak spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif bentuk spora yang telah tumbuh ini akan dimatikan pada pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini tergantung pada spora yang berkembang ke bentuk vegetatif selama masa istirahat.
C. Air mendidih
The Art of Compounding : 413
Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan harus mendidih paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol, 1-2% Na-carbonat atau 2-3% larutan kresol tersaponifikasi yang menghambat kondisi bahan-bahan logam.
: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi


• , uap air panas bertekanan
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk diinjeksikan ke dalam tubuh, alat berskala, bahan karet. Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi larutan suhu 121oC adalah 12 menit. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.
Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan, alat ini disebut autoklaf (autoclave) untuk steriliasasi ini alat dilengkapi dengan katup pengaman. Alat diisi dengan air kemudian bahan dimasukkan. Panaskan sampai mendidih dan dari katup pengaman kelaur uap air dengan lancara lalu ditutup. Suhu akan naik sampai 1210C dan biarkan selama 15 menit (untuk industri pengalengan ada perhitungan tersendiri), lalu biarkan dingin sampai tekanan normal dan klep pengaman dibuka, cara ini akan mematikan spora dengan cara penetrasi panas ke dalam sel atau spora sehingga lebih cepat. Cara mana yang dipilih tergantung bahan, biaya dan ketersediaan alat, untuk bahan yang tidak tahan panas, maka cara diatas tidak dapat dipakai (Machmud, 2008).

4.1.2 Cara Kerja Sterilisasi dengan Menggunakan Autoklaf
Pada praktikum mikrobiologi dasar tentang mikrobiologi dasar tentang pengenalan alat dan sterilisasi.Langkah awal yang dilakukan dalam sterilisasi dengan menggunakan autoklaf, maka disiapkan dahulu autoklafnya.Autoklaf diisi air sampai elemen pemanas terendam semua.Setelah alat dikemas lalu disterilisasi dengan autoklaf (sterilisasi basah).
Setelah itu, cawan petri dan pipet serologis dimasukkan ke dalam autoklaf yang telah diisi air sampai elemen panas.Kemudian ditutup secara diagonal yang proses menutupnya sempurna.Lalu dinyalakan kompor sampai suhu naik 121C dan tekanan 1 atm selama 15-20 menit.Setelah 15-20 menit maka autoklaf dimatikan dan dibuka tutup klep uapnya untuk mengeluarkan uap ditunggu tekanan hingga 0 atm agar jika dibuka tutupnya tidak terjadi perbedaan tekanan yang ekstrim antara tekanan udara dan di dalam autoklaf yang dapat merusak peralatan dan bisa membahayakan.Setelah itu tutupnya (koran) dibuka dan dikeluarkan alat yang sudah disterilkan, kemudian didinginkan dan dimasukkan incase.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
• Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
2. Dengan cara uap air panas bertekanan ( autoklaf )
Siapkan alat yang akan di sterelisasi

Bungkus alat-alat dengan kertas paying atau alumunium foil

Cawan petri, pinset, dan pipet dibungkus dengan kertas payung untuk pipet karetnya dilepas terlebih dahulu

Beker glass dan gelas ukur : mulut / lubangnya di bungkus dengan kertas alumunium foil

Tabung reaksidan labu Erlenmeyer : tutup mulut botol dengan kapas yang telah dibungkus dengan kain kasa terlebih dahulu kemudian bungkus dengan kertas alumunium foil

Masukkan air pada aotoklaf sesuai dengan batas yang ada

Masukkan alat-alat yang akan disterelisasi

Tutup autoklaf dengan benar dan kuat

Masukkan kabel autoklaf ke stop kontak

Tunggu hingga suhu autoklaf mencapai 120-1210C atau sekitar 10-30 menit

d. Pemanasan dengan Tekanan
Alat yang digunakan otoklaf (Autoclave) :
• Terdiri dari suatu bejana tahan tekanan tinggi yang dilengkapi dengan manometer, termometer dan klep bahaya.
• Merupakan alat sterilisasi yang paling baik.
• Bahan / alat yang disterilkan :
Bahan / alat yang tidak rusak karena pemanasan dengan tekanan tinggi,
Misalnya : media utk pertumbuhan mikroba, Aquadest dsb.
• Metode ini dapat membunuh spora yang paling tahan panas.
• Dilakukan pada suhu 121 oC selama 15-30 menit dengan tekanan ± 2 atm

B. penyinaran uv
Sinar ultraviolet
Teori dan Praktek Farmasi Industri : 1272
Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 253,7 nm . Sinar UV menembus udara bersih dan air murni dengan baik, tetapi suatu penambahan garam atau bahan tersuspensi dalam air atau udara menyebabakan penurunan derajat penetrasi dengan cepat. Untuk kebanyakan pemakaian lama penetrasi dihindarkan dan setiap tindakan membunuh mikroorganisme dibatasi pada permukaan yang dipaparkan.
Aksi letal
Teori dan Praktek Farmasi Industri : 1272
Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan meningginya keadaan tertinggi atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom utama terjadi dalam molekul-molekul mikroorganisme atau metabolit utamnya, organisme itu mati atau tidak dapat berproduksi. Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang diperhatikan untuk menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang panjang.
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV

Sinar ini mempunyai daya bakterisid yang tinggi sehingga biasa digunakan untuk mensterilkan ruangan. Contoh : Kamar bedah, Ruang pengisian obat dalam ampul dan flakon di industry farmasi, Ruang penanaman bakteri dalam media

2. Sinar Ultra violet dari lampu uap merkuri
Sering digunakan untuk sterilisasi ruangan inokulasi di laboratorium atau ruang pengolahan. Radiasi ultra violet menyebabkan kesalahan dalam replikasi DNA dan mempunyai aktivitas mutagenik pada sel hidup.
Sinar ultra violet mempunyai panjang gelombang 15-390 nm, pada panjang gelombang 265 nm, sinar ini berefek bakterisidal kuat.


3. sterilisasi kimia
• Dengan larutan desinfektan
Desinfektan dan Antiseptik
Adalah bahan kimia menimbulkan pengaruh yang lebih selektif terhadap jasad renik dibandingkan dengan perlakuan fisik seperti panas dan radiasi.
Dalam memilih desinfektan dan antiseptik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Sifat Mikrosidal (membunuh jasad renik)
• Bentuk spora lebih tahan daripada bentuk vegetatif.
• Beberapa desinfektan (halogen, merkurikhlorida, formalin dan etilen oksida)
efektif terhadap spora.
• Mycobacteria merupakan bentuk vegetatif yang paling tahan dibandingkan sel vegetatif bakteri lainnya. Untuk membunuh Mycobacteria digunakan alkohol dan fenol.
• Virus lebih tahan daripada bentuk vegetatif dan dapat dibunuh dengan Halogen, oksidan dan formalin.
• Komponen kimia yang bersifat membunuh jasad renik disebut mempunyai sifat bakterisidal (membunuh bakteri) atau fungisidal (membunuh fungi).
1. b. Sifat Mikrostatik (menghambat pertumbuhan jasad renik)
Beberapa komponen kimia pada konsentrasi rendah tidak dapat membunuh jasad renik, tetapi hanya menghambat pertumbuhannya, misalnya senyawa tertentu yang terdapat pada rempah-rempah. Komponen tersebut disebut mempunyai sifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) atau fungistatik (menghambat pertumbuhan fungi). Komponen kimia yang bersifat membunuh lebih baik daripada yang bersifat menghambat.
1. c. Kecepatan penghambatan.
Komponen kimia mempunyai kecepatan membunuh/menghambat yang berbeda-beda terhadap jasad renik yaitu :
1. Cepat
2. Hanya efektif setelah beberapa menit/ jam.
Sel yang sedang tumbuh/ berkembang biak lebih sensitif dan mudah dibunuh dibandingkan sel dalam keadaan istirahat.
d.Sifat lain :
Pertimbangan untuk pemilihan desinfektan :
• Harga tidak mahal.
• Aktivitas tetap dalam waktu lama.
• Larut dalam air dan stabil dalam larutan.
• Tidak toksik dan tidak mengiritasi kulit.
• Tidak meninggalkan warna.
Beberapa komponen organik dapat menghambat kerja disinfektan, misalnya halogen, garam merkuri dan detergen kationik dapat menghambat kerja desinfektan. Sedangkan sabun dan detergen anionik membantu penyerapan.

6.5 KOEFISIEN FENOL SUATU DESINFEKTAN

• §Koefisien fenol suatu desinfektan adalah kemampuan suatu desinfektan dalam membunuh bakteri dibandingkan fenol.
• §Jika suatu desinfektan mempunyai koefisien fenol 40, berarti daya membunuhnya 40 kali dibandingkan fenol.
• §Untuk pengujian biasanya digunakan 2 jenis bakteri:
- Bakteri gram negatif : Salmonella typhi.
- Bakteri gram positif : Staphylococcus aureus.
• •Cara pengujian :
Dengan mengencerkan suatu kultur cair bakteri sebanyak 1 : 10 dengan desinfektan yang akan diuji pada konsentrasi berbeda. Yang disebut titik akhir adalah konsentrasi terendah yang menghasilkan kultur steril setelah diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 20 C.

FENOL
Kultur steril : desinfektan A 6 % setara dengan fenol konsentrasi 8 %
Jadi koefisien fenol desinfektan A adalah 1,3
6.6 MACAM- MACAM DESINFEKTAN
Desinfektan dapat dikelompokkan atas delapan grup sebagai berikut :
1. 1. Grup alkohol larut
Contoh : etanol, isopropil, alkohol.
Cara Kerja : Koagulasi protein dan melarutkan membran.
Konsentrasi : 70 – 90 %
Keuntungan : Bakterisidal cepat, tuberkulosidal.
Kelemahan : tidak membunuh spora, menyebabkan korosi metal kecuali jika ditambahkan komponen pereduksi (2% Na-nitrit), mengeringkan kulit.

1. 2. Grup gas sterilisasi
Contoh : etilen oksida
Cara Kerja : substitusi grup alkil di dalam sel dengan atom hiodrogen yang labil.
Waktu : 4 – 18 jam.
Keuntungan : tidak berbahaya untuk kebanyakan bahan, mensterilkan bahan, digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas.
Kelemahan : membutuhkan peralatan khusus.

1. 3. Grup gas disinfektan
Contoh : formaldehida
Cara Kerja : seperti etilen oksida.
Konsentrasi : larutan jenuh atau dalam bentuk gas.
Keuntungan : Bakterisidal cepat, tuber kulosidal.
Kelemahan : membunuh spora, tidak korosif , digunakan untuk bahan yang tidak panas.
1. 4. Grup halogen
Contoh : khlorin, yodium.
Cara Kerja : oksidasi grup sulfhidril bebas.
Konsentrasi : hipokhlorit – konsentrasi tertinggi HclO (warexin) – larutan 1,5% yodium tinkur – konsentrasi tertinggi.
Keuntungan : khlorin - tuberkolosidal.
Yodium - pencuci dan desinfektan, tidak meninggalkan warna, meniggalkan residu anti bakteri, yodium tinkur bersifat tuberkolosidal.
Kelemahan : khlorin – memutihkan bahan, korosi logam, tidak stabil didalam air sadah, larutan harus segar.
Yodium – yodium tinktur menimbulkan warna dan iritasi kulit, iodofor tidak stabil, aktivitasnya hilang didalam air sadah, korosif terhadap logam, menyebabkan pengeringan kulit.

1. 5. Grup fenol
Contoh : kreosol, fenol semi-sintetis,lisol.
Cara Kerja : Koagulasi protein, menyebabkan kebocoran membran sel.
Konsentrasi : kreosol - 2%
Lisol – 1%
Keuntungan : aktivitasnya tidak hilang oleh bahan organik, sabun atau air sadah, meniggalkan efek residu jika mengering.
Kelemahan : kreosol harus digunakan di dalam air lunak.

1. 6. Grup detergen kationik (amonium quaternar)
Cara Kerja : pengerutan membran sel dan merusak permeabilitasnya.
Konsentrasi : larutan 1/1000 – 1/5000
Keuntungan : tidak berbau.
Kelemahan : tidak bersifat tuberkulosidal, aktivitas virisidal terbatas, harus dilarutkan kedalam air destilata, aktivitasnya hilang oleh protein, sabun dan serat selulosa, aktivitas bakterisidalnya lemah sehingga harus di kombinasi dengan grup fenol.

1. 7. Grup detergen Anionik (aditif sabun atau detergen)
Contoh : heksakhlorfen (G-11), tetrakhlorsalisil anilida.
Cara Kerja : heksakhlorfen – septisol 2%, phisohex 3 %.
Keuntungan : aktivitas antar bakteri lama, baik digunakan sebagai pencuci.
Kelemahan : tidak bersifat sporisidal maupun tuberkulosidal, cara kerja lambat, beracun jika digunakan terus – menerus dan diserap di dalam tubuh.
1. 8. Desinfektan lain-lain.
Garam : komponen merkuri organik seperti merkurokhrom dan tiomersal bersifat kurang beracun dibandingkan komponen merkuri lainnya, tetapi aktivitas bakterisidalnya lemah.
Alkali : Larutan NaOH sering digunakan dalam kedokteran veteriner untuk disinfektan kandang.
Hidrogen peroksida : dalam konsentrasi 3% digunakan untuk mencuci dan mendisinfeksi luka.
Sabun : Aktivitas bakterisidalnya lemah, tetapi efektif untuk mencuci/
Komponen
Biguanida : Misalnya khloheksidin, bersifat bakterisidal tetapi tidak efektif terhadap virus, spora, dan mikrobakteri.
Biasanya di campur dengan detergen
kationik.
Dialdehida : spektrum aktivitasnya paling luas, yaitu bersifat bakterisidal, virisidal, fungisidal, dan sporosidal. Tersedia dalam bentuk asam yang harus diaktivasi dengan penambahan natrium karbonat (menaikkan pH) supaya aktivitasnya maksimum. Dalam keadaan aktiv tahan sampai 2 minggu. Kelemahannya adalah beracun terhadap kulit dan harganya mahal